Saat ini dunia sedang berduka, pasalnya telah terjangkit penyakit wabah yang disebabkan oleh virus corona atau yang dikenal dengan Covid 19 (corona virus diseases-19). Virus ini disinyalir mulai muncul 31 Desember 2019 di kota Wuhan propinsi Hubei, Tiongkok. Kemudian wabah ini dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru dunia sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global yang
Ratusan ribu manusia terpapar virus dan korban berjatuhan. Angka kematianpun mencapai puluhan ribu di seluruh dunia. Menyedihkannya lagi antivirus untuk menanganinya belum ditemukan dan dapat diduga kematian akan terus berjatuhan. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin menetapkan kebijakan ketat untuk memutus penyebaran covid 19 melalui Social Distancing. Pembatasan interaksi sosial masyarakatini berdampak meghambat lajunya pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan.
Kondisi ini benar benar melumpuhkan roda kehidupan manusia. Masalah ekonomi adalah yang paling terasa dampaknya. Menghadapi tantangan dampak covid 19 ini menyebabkan pndidikan mengalami permasalahan kompleks, mulai dari dituntutnya pembelajaran melalui metode online/ daring sementara ketrampilan IT guru sangat terbatas, fasilitas IT sekolah masih minim, ketidak siapan orang tua dalam mendampingi belajar anak, jaringan internet yang tidak merata. Semua permasalahan ini benar benar membawa tidak terkendalinya mutu pendidikan, apalagi pemerintahpun tidak melaksanakan ujian nasional yang menjadi tolah ukur standar nasional [endidikan.
Kondisi pendidikan diperparah dengan terbatasnya biaya pendidikan yang harus ditanggung baik oleh orang tua, satuan lembaga pendidikan maupun pemerintah. Maka dilematispun terjadi anatar kebutuhan pendidikan yang harus dipenuhi dengan dana yang harus ditanggung. Sulitnya hidup membuat semua berduka namun tak bisa mengeluh.
Pondok Pesantren Tahfidz Mutiara Ummat lembaga yang baru berjalan satu tahun juga merasakan kesulitan yang harus ditanggung. Meskipun demikian tetap menyadari sulitnya daya kemampuan masyarakat khususnya dalam menghadapi biaya pendidikan berbasis asrama, Maka Pondok Pesantren Tahfidz Mutiara Ummat mencoba memberi kepeduliannya kepada masyarakat dengan memberikan keringanan dalam biaya pendidikan.
Adapun yang diberikan bagi wali santri yang berdampak covid secara ekonomi yaitu dengan memberikan keringanan biaya pendidikan. Kepedulian ini bertujuan untuk membantu kesulitan buat umat dan tetap memprioritaskan kelangsungan pendidikan bagi para Santrinya.
Demikian pula utuk menjaring kesulitan Pendaftaran Santri Baru maka Pondok Pesantren Tahfidz Mutiara Ummat juga memberikan berbagai keringanan biaya dalam pendidikannya. Semoga apa yang diupayakan akan membawa keselamatan, kebaikan dan ibadah di hadapan Allah SWT. Maka bagi yang menginginkan pendidikan pesantren berbasis asrama dengan keringanan biaya pendidikan silahkan menghubungi Pondok Pesantren Tahfidz Mutiara Ummat.
Keringanan yang diberikan program pondok SMP atau SMA 3 tahun sbb:
- Meniadakan Biaya Pendaftaran
- Tidak mewajibkan Biaya Gedung
- Menangguhkan Biaya Seragam
- Memberikan keringanan biaya sarana dan prasarana 6 juta/ 3 tahun menjadi 5 juta/tiga tahun dan bisa diangsur sx selama satu semester
- SPP 1.7 juta per bulan discount antara 1,5juta sd 1 juta (berdasarkan pendapatan orang tua)
- Biaya parenting ditiadakan
- Biaya kegiatan outing class bisa diangsur per awal semester yaitu tahun pertama sebesar 500 ribu/ semester dan tahun kedua dan ketiga sebesar 1 juta/semester
- Biaya pendidikan kesetaraan hingga ijazah SMP dan SMA sebesar 2.7 juta
- Biaya yang dikenakan tidak termasuk biaya sakit ke dokter.
)
Posting Komentar